logo2

ugm-logo

Reportase The 6th Regional Collaboration Drill Thailand 2025 with Scenario Mega-Floods Affected Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani, Thailand

Reportase

The 6th Regional Collaboration Drill Thailand 2025 with Scenario Mega-Floods Affected Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani

Bangkok-Nonthaburi-Pathum Thani, Thailand

 7-14 Februari 2025


Regional Collaboration Drill (RCD) telah dilaksanakan sejak awal Proyek ARCH, dengan negara tuan rumah dipilih dari negara anggota ASEAN (AMS-ASEAN member states). Konsep RCD yaitu bencana berskala besar terjadi di salah satu AMS (negara tuan rumah RCD), dan negara yang terkena dampak meminta bantuan internasional, termasuk pengiriman International Emergency Medical Team (I-EMT), dan AMS lainnya mengirimkan I-EMT masing-masing sebagai tanggapan atas permintaan tersebut. Program ini terdiri dari latihan simulasi berbasis skenario dan latihan lapangan termasuk praktik medis simulasi selama sekitar empat hari.

Sejak 2017, lima kegiatan RCD telah berhasil diselenggarakan, yaitu di Thailand, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Malaysia. RCD yang ke-6 ini kembali diselenggarakan di Thailand dengan sejumlah tujuan berikut:

  1. Untuk mengevaluasi kapasitas negara tuan rumah dalam menerima Tim Medis Gawat Darurat Internasional (iEMT) selama keadaan darurat untuk kebutuhan kesehatan kemanusiaan.
  2. Untuk menilai kemampuan pengelolaan data, analisis, dan pelaporan Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk koordinasi tim medis gawat darurat (EMT) di ASEAN dan dokumen-dokumen terkait.
  3. Untuk mendorong kolaborasi antarlembaga melalui latihan bersama dengan organisasi kesehatan dan non-kesehatan.
  4. Untuk memperkuat mekanisme Pusat AHA dan meningkatkan kapasitas negara-negara anggota ASEAN (AMS) untuk mencapai tujuan-tujuan yang diuraikan dalam Rencana Aksi untuk pelaksanaan Deklarasi Pemimpin ASEAN tentang Manajemen Kesehatan Bencana.
  5. Untuk menyelesaikan dan menyebarluaskan hasil-hasil dan pemukahiran yang dikembangkan oleh Proyek ARCH (Informasi Tim Komprehensif: CTI), Kurikulum C-Course, Laporan Mentor, dan Buku Panduan Persiapan).

Liputan Media

Day 0

Day-0 Pre-Deployment Process,  January 2025.

Sebelum dilakukan Regional Collaboration Drill (RCD) ke-6, pada 10-13 Februari 2025, para peserta diundang partisipasi AIDHM dalam sesi briefing untuk latihan pre-deployment, yaitu acara yang ditujukan untuk mensimulasikan strategi dan prosedur permohonan bantuan dari negara anggota ASEAN yang terdampak bencana, termasuk penerimaan Tim Medis Darurat Internasional (I-EMT). Latihan ini juga berfungsi untuk membantu peserta negara anggota ASEAN (AMS) membiasakan diri dengan perangkat regional yang dikembangkan oleh proyek ARCH, mengklarifikasi langkah-langkah dan arahan yang diperlukan untuk pengembangan kapasitas guna memastikan bahwa setiap I-EMT AMS dapat dikerahkan secara efisien dan efektif ke negara-negara lain di kawasan ASEAN terutama membiasakan negara-negara ASEAN dengan proses, alur dan form yang digunakan.

Latihan pre-deployment, sebagai bagian dari RCD, dilakukan secara virtual dengan platform Zoom dan email untuk komunikasi antara tuan rumah RCD dan AMS difasilitasi dan berkolaborasi dengan AHA Centre tentang Penawaran Bantuan dan Pengaturan Kontraktual untuk Bantuan sesuai dengan prosedur dalam SASOP. SASOP adalah “standard operating procedure for regional standby arrangements and coordination of joint disaster relief and emergency response operations” milik ASEAN dan dapat diunduh melalui: Klik Disini

1 osocc

Skenario RCD ke-6 ini melibatkan hujan lebat dan badai moonson dari Laut Cina Selatan, yang menyebabkan banjir besar di sembilan provinsi, termasuk Bangkok, Nonthaburi, dan Pathum Thani. Sekitar 1,2 juta orang terkena dampak, dengan banyak korban yang sangat membutuhkan tempat berlindung, makanan, dan perawatan medis. Oleh karena tantangan yang ditimbulkan oleh banjir besar dan masalah kesehatan masyarakat, bantuan internasional akan diminta untuk mengelola situasi secara efektif dan mendukung masyarakat yang terkena dampak.

Kemudian ditetapkan tiga lokasi, pertama BANGKOK Metro, fokusnya adalah menangani cedera kimia dan upaya dekontaminasi. Tim operasi gabungan, yang terdiri dari tim EMT lokal (MERT BKK) dan CDEM akan beroperasi di area ini. Kedua, PATHUM THANI, fokusnya adalah pada Sistem Rujukan Udara, khususnya operasi Sky Doctor. Tim operasi gabungan telah dibentuk, yang terdiri dari tim lokal (I-EMT DMS dan JDR). Lokasi ketiga berada di NONTHABURI, fokusnya adalah pada penerapan Sistem Rujukan Akuatik, khususnya pengoperasian ambulans akuatik. Tim operasi gabungan, yang terdiri dari tim lokal (MERT Nonthaburi) dan M-MERT.

Penjelasan terkait skenario bencana dapat disimak di presentasi berikut Klik Disini

2 web eoc

 

Invitation for AIDHM Participation

Letter of Invitation for the Pre-Deployment Exercise”
SITUATIONUPDATE#1 for Flooding in Thailand – 31 January 20XX

  Klik Disini

The AHA Centre Flash Update #1 for Flooding in Central Thailand – 22 January 20XX

  Klik Disini

Foto-foto tiap tim (รูปทำของที่ระลึก)

Klik Disini

Foto-foto perlengkapan yang dibutuhkan (ซื้อของตาม TOR)

  Klik Disini

 

Reportase Webinar Konsep Manajemen Bencana Kesehatan Dan Implementasi Dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia Manajemen Bencana Kesehatan

20 Maret 2025

PKMK-Yogyakarta. Indonesia dikenal sebagai laboratorium bencana sehingga memiliki posisi yang penting untuk memperdalam dan mempersiapkan diri menghadapi segala ancaman yang ada. Pemahaman yang komprehensif mengenai konsep manajemen bencana kesehatan menjadi penting untuk mempersiapkan diri, lingkungan, dan sistem kesehatan di berbagai tingkat agar tercipta kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan dan bencana kesehatan. Pada kesempatan kali ini, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM melaksanakan webinar “Konsep Manajemen Bencana Kesehatan dan Implementasi dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di Indonesia” pada Kamis (20/3/2025) yang dilaksanakan secara daring. Pelatihan ini diikuti oleh 49 peserta yang berasal dari akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan.

hdp 20 3 2025 happy

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Pengantar” oleh Happy R Pangaribuan, S.KM, MPH selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK UGM

Kegiatan dibuka dengan pengantar yang disampaikan oleh Happy R Pangaribuan, S.KM, MPH, selaku Kepala Divisi Manajemen Bencana Kesehatan dan moderator yang menyampaikan terima kasih kepala seluruh peserta yang telah hadir dalam kegiatan kali ini. Pada 2024 dan 2025 ini banyak terjadi bencana banjir serta tanah longsor yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana sehingga disebut sebagai laboratorium bencana. Dengan kegiatan ini diharapkan peserta yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan instansi dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi dalam pengembangan dan implementasi manajemen bencana di Indonesia. Kemudian pihaknya juga menyampaikan bahwa banyak regulasi dan konsep yang perlu diketahui mengenai konsep manajemen bencana seperti bagaimana struktur pengorganisasian, siapa saja yang dapat terlibat, apa itu konsep dan teori tentang bencana yang akan dibahas dalam kegiatan webinar kali ini sehingga dapat memberikan gambaran dan isu esensial dalam penanggulangan bencana Kesehatan di Indonesia.

hdp 20 3 2025 dr hendro

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Incident Command System oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD

Materi pertama disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD dengan judul “Incident Command System (ICS)”. Incident Command System adalah sebuah sistem yang di dalamnya meliputi petugas, fasilitas, dan aturan yang disusun untuk menghasilkan respon bencana yang optimal. Susunan sistem komando ini terdiri atas komandan, operasional, perencanaan, logistik, serta administrasi dan keuangan. Tujuan dari ICS ini adalah membagi habis tugas tiap personil yang ada, kejelasan alur komando ketika terjadi bencana, serta memungkinkan adanya pengembangan organisasi bila diperlukan. Selain itu sistem komando ini bukan organisasi baru yang dibentuk melainkan pengembangan dari organisasi yang sudah ada seusai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing bidang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ICS merupakan sebuah sistem dalam keadaan darurat yang memenuhi persyaratan tertentu dimana tidak sama dengan situasi normal.

hdp 20 3 2025 dr bella

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Konsep Disaster Health Management - Pendekatan dengan Disaster Logic Model oleh dr. Bella Donna, M.Kes

Materi kedua disampaikan oleh dr. Bella Donna, M.Kes dengan judul “Konsep Disaster Health Management - Pendekatan dengan Disaster Logic Model”. Disaster Logic Model atau DLM adalah sebuah model dalam manajemen bencana yang membantu organisasi dan pemangku kepentingan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi respons terhadap bencana. Disaster Logic Model (DLM) memetakan hubungan antara input, proses, output, dan outcome untuk mengkomunikasikan tujuan, sasaran implementasi dan evaluasi program dengan alur perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Selanjutnya dalam penerapan manajemen bencana terdiri dari fase pra-bencana, saat bencana, dan pasca-bencana. Pada masa pra-bencana dilakukan mitigasi dan preparedness yang bertujuan untuk mempersiapkan semua kebutuhan dan mengurangi risiko serta meningkatkan kapasitas. Pada saat bencana dilakukan serangkaian kegiatan yang dilakukan segera untuk mengatasi dampak negatif dari bencana tersebut yang bertujuan untuk mencegah kesakitan dan kecacatan. Saat pasca bencana dilakukan proses pemulihan darurat untuk memfungsikan kembali infrastruktur dan fasilitas layanan konseling yang bertujuan mengembalikan area yang terkena dampak ke kondisi sebelumnya.

hdp 20 3 2025 yogaMateri ketiga disampaikan oleh apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid. dengan judul “Manajemen SDM Kesehatan dan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Bencana Sektor Kesehatan”. Ketika terjadi bencana sering terjadi permasalahan SDM kesehatan dimana mahasiswa atau tenaga kesehatan yang belum pernah mendapatkan pendidikan atau pelatihan manajemen bencana akan merasa kebingungan saat menghadapi situasi saat bencana. Terdapat teori dan pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan penanggulangan bencana kesehatan, contohnya disaster risk reduction, disaster management cycle, serta regulasi penanggulangan krisis kesehatan. Indonesia memiliki mekanisme Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) yang bertugas menjadi bantuan tenaga Emergency Medical Team (EMT). Terdapat standar pembinaan Tenaga Cadangan Kesehatan - Emergency Medical Team (TCK-EMT) yang dikeluarkan oleh pusat krisis sebagai standar yang harus dimiliki setiap tenaga cadangan kesehatan sesuai level yang ditetapkan dimana terbagi menjadi kompetensi inti, penunjang, dan khusus.

hdp 20 3 2025 dr anung

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Implementasi konsep DHM dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di tingkat Daerah oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH

Materi keempat disampaikan oleh dr. Gregorius Anung Trihadi, MPH dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY dengan judul “Implementasi konsep DHM dalam Sistem Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan di tingkat Daerah”. Ketika terjadi krisis Kesehatan akan muncul komunikasi informasi yang tidak memadai, berbagai instansi berjalan sendiri-sendiri, pembagian tugas dalam penanganan krisis Kesehatan belum jelas, tidak terstandar, dan struktur organisasi yang berbeda dapat meningkatkan chaos atau kekacauan sehingga menimbulkan respons yang lambat, tidak efisien, dan tidak efektif. Dalam penanganan krisis Kesehatan terdapat dua sistem pengorganisasian, yang pertama adalah sistem klaster yaitu pengelompokan unsur pentahelix yang memiliki fungsi yang sama dan menggunakan sistem koordinasi, kolaborasi, dan integrasi sistem antara pemerintah, akademisi, medis, dan masyarakat. Sistem yang kedua adalah sistem komando yang merupakan satu kesatuan terstruktur dalam satu komando untuk penanganan darurat secara efektif dan efisien. Integrasi antara sistem klaster dan Incident Command System yaitu Health Emergency Operational Center (HEOC) merupakan sistem manajemen kesehatan dalam merespons krisis kesehatan dalam hal ini dilakukan oleh dinas kesehatan. Kemudian dr. Anung juga menyampaikan pengalaman Dinas Kesehatan Provinsi DIY dalam merespons bencana yang terjadi di wilayah Provinsi DIY serta pedoman HEOC yang digunakan oleh dinas kesehatan untuk mengaktivasi atau mengoperasionalisasi HEOC/klaster kesehatan di provinsi DIY.

Selama sesi penyampaian materi, peserta memberikan tanggapan dan pertanyaan atas materi yang telah disampaikan. Peserta tampak antusias dan aktif ketika sesi diskusi berlangsung.

Reporter: dr. Muhammad Alif Seswandhana (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan, PKMK UGM)

More Articles ...